Guru,
sebenarnya siapa dan apa yang dimaksud dengan guru itu sendiri? Dalam pepatah Jawa
Guru adalah digugu dan ditiru yang berarti guru adalah sosok yang menjadi
contoh, panutan yang baik untuk ditiru oleh para murid, sementara menurut UU RI
no.14 tahun 2005 guru adalah Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.


tulisan ini diikutsertakan dalam gerakan Indonesia berkibar blog competition 2012
Selama ini guru selalu dikaitkan dengan
istilah “Pahlawan tanpa tanda jasa” kenapa bisa dikatakan seperti itu? Mungkin banyak
anak kecil yang akan bertanya kepada bapak ibunya atau bahkan kepada gurunya
sendiri kenapa bisa dikatakan bahwa guru adalih pahlawan tanpa tanda jasa, mungkin
mereka akan bertanya seperti ini “kenapa guru dikatakan sebagai pahlawan? Mereka
kan tidak berperang? Mereka juga tidak melawan penjahat” anak-anak akan
bertanya seperti itu karena di dalam pikiran mereka pahlawan adalah para
superhero yang sering muncul di film dan di televisi.
Pahlawan bisa dikatakan sebagai pejuang,
berarti guru juga bisa dikatakan sebagai pejuang, disini peranan para guru
memang bukanlah sebagai pejuang yang melawan musuh dengan bambu runcing demi mempertahankan
bangsa, tapi perananan guru disini adalah sebagai pejuang yang membantu
mempertahankan dengan memberikan pelajaran, bukan pelajaran untuk berperang
tapi pelajaran yang mengandung ilmu pengetahuan yang bisa mencerdaskan para
muridnya, para anak bangsa untuk bisa menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik
di masa depan.
Tanpa para guru yang membagikan ilmunya
dengan ikhlas kepada para murid, sebuah bangsa hanya akan menjadi bangsa yang
tertinggal, bangsa yang tidak bisa mempertahankan negaranya sendiri, karena para
pribadinya pun tidak bisa mempertahankan dirinya sendiri karena faktor ketidak
adaannya ilmu, tidak adanya pengetahuan, dan hanya akan menjadi sebuah bangsa
yang diremehkan oleh bangsa lain.
Guru disini bukan hanya guru di sekolah, tapi
juga orang tua, seperti yang banyak dikatakan berbagai sumber bahwa orang tua
adalah guru yang pertama. Guru yang mengajari kita cara berbicara, cara
berjalan, cara bersosialisasi, dan cara untuk menjadi anak yang rajin beribadah.
Dan seorang guru pun mempunyai guru yaitu orangtua. Orangtua lah yang menjadi
faktor penentu bagaimana sang anak di masa depan, apabila orangtua bisa menjadi
orangtua yang bijak, arif, adil, dan bijaksana dan mampu memahami karakter sang
anak maka insyallah anak itu akan menjadi anak yang berbakti kepada orangtua,
bangsa dan negara.
Akhir-akhir ini banyak pandangan miring
terhadap guru, bahkan bukan hanya pandangan miring, tapi juga cemoohan dan guru
yang diremehkan, dan pandangan itu datang dari para muridnya sendiri, kenapa
bisa terjadi? Apa ada yang salah dengan sistem pendidikan guru ini? Salah satu
sifat guru yang saya liat dan alami kebanyakan adalah guru yang ingin menjadi
pusat perhatian murid, dan terkadang memiliki jarak yang sangat jauh dengan
muridnya, anggapannya ada batasan yang sanga terlihat antara sang guru dan
murid, apakah itu salah? Tidak, tidak salah hanya saja kurang cocok untuk
karakter murid di zaman ini, sekarang atau bahkan sejak dulu murid ingin menjadi
seorang yang bersahabat dengan sang guru tidak menginginkan adanya jarak dengan
sang guru. Menginginkan sosok guru yang mau dan bisa bersahabat, bergaul, dan
menjadi teman untuk berbagi dengan muridnya, memiliki hubungan yang berkualitas
dengan muridnya, dan bisa tumbuh perasaan yang kuat agar antara guru dan murid
akan saling menghoramati, dan tentunya seorang guru juga harus bisa menjadi seorang orangtua bagi sang murid. Jadi kemana hilangnya sang pahlawan tanpa tanda jasa
saat ini?
Para pahlawan tanpa tanda jasa masih ada, alhamdulillah
sekarang pandangan miring itu mulai berkurang, para pahlawan tanpa tanda jasa
yang sebenarnya bangkit kembali dan terus memahat diri agar menjadi guru-guru
yang lebih baik untuk kedepannya, dan semoga dengan adanya sertifikasi guru,
para guru di Indonesia sekarang lebih termotivasi untuk lebih berinovasi dan
lebih kreatif dalam teknik pengajaran, serta dalam sistem pendidikan. dan semoga kekurangan guru di Indonesia bisa cepat terselesaikan, sehingga tidak ada lagi anak Indonesia yang kekurangan guru di sekolahnya. Semoga Indonesia
semakin jaya semakin maju dan terus berkibar layaknya bendera merah putih yang
akan terus berkibar meski sudah di ujung negeri. Amin J

tulisan ini diikutsertakan dalam gerakan Indonesia berkibar blog competition 2012